Jumat, 09 Maret 2012

roket soda mini

LAPORAN PRAKTIKUM
ROKET SODA MINI
(LaporanPraktikumFisika)
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Mufit Ansori



Kelas: XII-A1
MADRASAH ALIYAH NEGERI
TENGGARONG
2012

KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Semoga rahmat dan keselamatan di limpahkan kepda Nabi Muhammad saw, para sahabat dan umat –Nya.
Berkat rahmad dan karunia –Nya pula kami dapat meyelesaikan makalah Laporan Praktikum Fisika dengan tema: ‘’roket soda mini’’ yang akan kami jadikan sebagai bahan diskusi semoga setelah membaca makalah ini kita dapat memperluas wawasan kita tentang ilmu pengetahuan, khususnya fisika.










Tenggarong, Oktober 2011
Penyusun:










i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1.1 AlatdanBahan 3
1.2 Cara Kerja 3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4
BAB V KESIMPULANdan SARAN 6
PENUTUP 7



BAB I
PENDAHULUAN
Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas, plasma, dan padat plastik.Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya dikarenakan sebuah fungsi dari ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan geser (shear stress) dalam ekuilibrium statik. Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum Pascal yang menekankan pentingnya tekanan dalam mengarakterisasi bentuk fluid. Dapat disimpulkan bahwa fluida adalah zat atau entitas yang terdeformasi secara berkesinambungan apabila diberi tegangan geser walau sekecil apapun tegangan geser itu.
Fluid dapat dikarakterisasikan sebagai:
• Fluida statik
• Fluida dinamik
bergantung dari cara "stress" bergantung ke "strain" dan turunannya. Fluida juga dibagi menjadi cairan dan gas. Cairan membentuk permukaan bebas (yaitu, permukaan yang tidak diciptakan oleh bentuk wadahnya), sedangkan gas tidak.
Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari fluida (yang dapat berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan fluida dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara fluida dinamis mempelajari fluida yang bergerak.
Air soda merupakan sejenis air yang dikarbonasikan dan dibuat bersifat efervesen dengan penambahan gas karbon dioksida di bawah tekanan. Air soda mendapatkan namanya dari garam natrium yang dikandungnya mengatakan senyawa 'bergaram,' menambah kualitas yang berbeda bagi sejumlah minuman beralkohol dan tanpa alkohol.

Air soda juga merupakan bahan baku bagi long drink dan koktail. Air soda juga bisa langsung diminum.
Pada tahun 1767, Joseph Priestley dari Inggris menemukan air soda yang juga dikenal sebagai air berkarbonasi, ketika pertama kali ia menemukan cara memasukkan air dengan karbon dioksida ketika menutup semangkok air di atas tong bir di sebuah pabrik MiRas di Leeds, Inggris. Air soda diperkenalkan di akhir abad ke-19, mencapai Kalkuta pada tahun 1812, dan pipa pindah di rumah menjadi lambang kemakmuran kelas menengah dari awal abad ke-20.



Tekanan pada gelembung udara pada saat terbentuk gelembung tekanan di dalam gelembung lebih besar dari pada tekanan di luar gelembung.jika ini tidak tercapai, gelembung akan pecah. Begitu juga dengan gelembung udara di dalam air. Tekanan di dalam gelembung lebih lebih besar dari pada di luar gelembung.
Sekarang akan diturunkan persamaan yang di gunakan untuk menghitung perbedaan antara tekanan yang ada di dalam dengan di luar gelembung. Perhatikan gelembung udara yang ada di dalam air. hanya setengah yang lain akan mempunyai sifat yang sama hanya arah tekanan saja yang berbeda. Tekanan dalam gelembung adalah P1 yang bekerja pada luas penampang.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bila asam dan basa bertemu, dua zat tersebut akan bereaksi dan berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2), gas CO2 memenuhi ruang kosong di dalam botol. Karena tekanan di dalam botol terlalu kuat, maka botol akan terdorong keatas oleh gas CO2
Gelembung udara yang di hasil kan oleh soda tersebut sebagai bahan bakar yang akan meningkatkan temperatur dan tekanan fluida kerja. Perbedaan kecepatan udara masuk dan fluida keluar dari mesin mencitpakan gaya dorong T (Hukum III Newton: Aksi dan Reaksi). Gaya dorong T ini dimanfaatkan untuk bergerak dalam arah horizontal dan sebagian diubah oleh sayap roket menjadi gaya angkat L.
Hukum gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar mekanika klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Hukum ini telah dituliskan dengan pembahasaan yang berbeda-beda selama hampir 3 abad, dan dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Hukum Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut. Berarti jika resultan gaya nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan (tidak mengalami percepatan).
2. Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari momentum linear benda tersebut terhadap waktu.
3. Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah reaksinya.
Yang menyebabkan roket soda mini itu bisa meluncur adalah lebih kepada karena gaya angkat yang lebih tunduk kepada hukum Newton ketiga, yang secara sederhana berbunyi : SETIAP AKSI (daya) AKAN MENDAPAT REAKSI YANG BERLAWANAN ARAH DAN SAMA BESAR. gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah reaksinya.
Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum oleh Isaac Newton dalam karyanya PhilosophiƦ Naturalis Principia Mathematica, pertama kali diterbitkan pada 5 Juli 1687. Newton menggunakan karyanya untuk menjelaskan dan meniliti gerak dari bermacam-macam benda fisik maupun sistem.
Contohnya dalam jilid tiga dari naskah tersebut, Newton menunjukkan bahwa dengan menggabungkan antara hukum gerak dengan hukum gravitasi umum, ia dapat menjelaskan hukum pergerakan planet milik Kepler. Benda apapun yang menekan atau menarik benda lain mengalami tekanan atau tarikan yang sama dari benda yang ditekan atau ditarik. Kalau anda menekan sebuah batu dengan jari anda, jari anda juga ditekan oleh batu. Jika seekor kuda menarik sebuah batu dengan menggunakan tali, maka kuda tersebut juga "tertarik" ke arah batu: untuk tali yang digunakan, juga akan menarik sang kuda ke arah batu sebesar ia menarik sang batu ke arah kuda.
Hukum ketiga ini menjelaskan bahwa semua gaya adalah interaksi antara benda-benda yang berbeda, maka tidak ada gaya yang bekerja hanya pada satu benda. Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, benda B secara bersamaan akan mengerjakan gaya dengan besar yang sama pada benda A dan kedua gaya segaris. Seperti yang ditunjukan di diagram, para peluncur es (Ice skater) memberikan gaya satu sama lain dengan besar yang sama, tapi arah yang berlawanan. Walaupun gaya yang diberikan sama, percepatan yang terjadi tidak sama. Peluncur yang massanya lebih kecil akan mendapat percepatan yang lebih besar karena hukum kedua Newton. Dua gaya yang bekerja pada hukum ketiga ini adalah gaya yang bertipe sama. Misalnya antara roda dengan jalan sama-sama memberikan gaya gesek.
Secara sederhananya, sebuah gaya selalu bekerja pada sepasang benda, dan tidak pernah hanya pada sebuah benda. Jadi untuk setiap gaya selalu memiliki dua ujung. Setiap ujung gaya ini sama kecuali arahnya yang berlawanan. Atau sebuah ujung gaya adalah cerminan dari ujung lainnya.
Secara matematis, hukum ketiga ini berupa persamaan vektor satu dimensi, yang bisa dituliskan sebagai berikut. Asumsikan benda A dan benda B memberikan gaya terhadap satu sama lain.

Dengan :
Fa,b adalah gaya-gaya yang bekerja pada A oleh B, dan
Fb,a adalah gaya-gaya yang bekerja pada B oleh A.

Prinsip Gaya Angkat

Pertama, mari kita hadirkan dahulu matematikawan Swiss Daniel Bernoulli (1700-1782) sebagai saksi dan kita cermati penjelasan seputer teorinya, jauh sebelum manusia berhasil terbang. Pada tahun 1738 Bernoulli menemukan bahwa sewaktu kecepatan sebuah fluida (gas atau zat cair) bertambah, tekanannya terhadap permukaan-permukaan sekitarnya berkurang. Sebagai contoh, udara yang bergerak sebagai embusan angin mendatar boleh dikatakan tidak mempunyai waktu atau energi untuk menekan tanah terlalu keras.
Bagaimana pengaruhnya terhadap pesawat terbang ?
Permukaan sebelah atas sayap pesawat terbang konvensional agak cembung ke atas, sedangkan permukaan sebelah bawahnya relatif rata. Sewaktu pesawat itu terbang, udara berhembus melewati kedua permukaan tadi. Dalam perjalanan menuju pinggir belakang sayap (trailing edge), udara di permukaan atas menempuh jarak lebih panjang karena lintasannya melengkung. Pihak pendukung pernyataan “Pesawat Bisa Terbang Berkat Bernoulli” bersikeras bahwa udara di bagian atas dan di bagian bawah pastilah sampai di pinggiran belakang sayap pada waktu yang sama — mereka menyebutnya asumsi waktu transit yang sama (equal transit time assumption) — dan karena udara di bagian atas harus menempuh jarak yang lebih panjang, berarti kecepatannya harus lebih tinggi. Oleh sebab itu, menurut Eyang Bernoulli, udara atas yang lebih cepat memberikan tekanan lebih sedikit pada sayap ketimbang udara bawah yang lebih lambat, maka sayap terdorong ke atas karena gaya netto yang disebut “gaya angkat” atau lift.
Semua penjelasan itu bagus sekali, kecuali tentang satu hal : Udara atas dan udara bawah tidak harus sampai ke pinggiran belakang sayap secara bersamaan; asumsi waktu transit yang sama sesungguhnya sebuah kesalahan, kendati para guru fisika dan instruktur penerbangan berusaha keras membenarkannya. Sebetulnya bukan hanya saya yang merasa malu karena tidak pernah berhasil memahami pernyataan tersebut sewaktu di bangku sekolah. Pada hakikatnya tidak ada alasan yang kuat bagi udara atas untuk tiba di pinggiran belakang secara bersamaan dengan udara bawah.
Efek Bernoulli memang menyumbang sebagian gaya angkat terhadap sayap pesawat, namun kalau bekerja sendirian prinsip akan mempersyaratkan sayap yang penampangnya seperti punggung lengkung seekor paus atau melaju pada kecepatan yang luar biasa tinggi.
Terima kasih Eyang Bernoulli, anda bisa turun dari bangku saksi.
Sekarang kita hadirkan Eyang Sir Isaac Newton sebagai saksi ahli.
Ketiga hukum Newton tentang gerak merupakan dasar yang kokoh sekali untuk pemahaman kita tentang gerak semua benda. Mekanika Newton (agar dapat dibedakan dengan mekanika kuantum dan relativitas) dapat menerangkan gerak semua benda, selama benda-benda itu tidak terlalu kecil (lebih kecil dari sebuha atom) dan tidak bergerak terlalu cepat (mendekati kecepatan cahaya). Newton merumuskan hukum-hukumnya untuk gerak benda-benda yang solid, tetapi hukum-hukum itu juga dapat diterapkan pada interaksi-interaksi antara sayap pesawat dan udara. Mari kita lihat caranya.
Hukum Ketiga Newton tentang Gerak (sekali lagi) mengatakan bahwa setiap aksi pasti ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah. Maka jika sayap pesawat didorong ke atas atau diangkat, pasti ada sesuatu lain yang mendorongnya kembali ke bawah. Sesuatu yang lain itu adalah udara. Sayap pastilah mengembuskan angin sangat keras ke arah bawah dengan gaya setara dengan gaya angkat yang diperolehnya. Kita akan menyebutnya downwash.
Ketika suatu fluida, misalnya air atau udara, mengalir di sepanjang permukaan yang kengkung, fluida itu cenderung melekat ke permukaan lebih kencang daripada yang kita duga. Fenomena ini disebut Efek Coanda. Karena kecenderungan melekat ini, udara yang mengalir dekat permukaan sayap terpaksa mengikuti bentuk sayap tersebut; udara di sebelah atas mengikuti bentuk permukaan atas sedangkan udara di sebelah bawah sayap mengikuti bentuk permukaan bawah. Selain mengambil arah berbeda-beda selama mengikuti bentuk permukaan sayap, kedua lapisan udara dekat permukaan sayap pun berakhir di pinggir belakang dengan sudut arah berbeda pula. Ketika membelah udara sayap pesawat terbang tidak seperti pisau pipih yang membuat udara terbelah begitu saja dan kembali ke arah semula di tepi belakang pisau.
Ketika lapisan udara di atas sayap bertemu dengan pinggiran depan sayap, lapisan itu mengalir naik terlebih dahulu kemudian turun dan mengarah ke bawah ketika meninggalkan pinggiran belakang sayap. Akan tetapi bentuk sayap yang sedemikian membuatnya mengalir lebih jauh ke bawah dibanding posisi semula di bagian depan; akibatnya lapisan udara itu meninggalkan pinggiran belakang sayap dengan gaya netto mengarah ke bawah (net downward direction). Dengan kata lain, udara di bagian atas sayap sesungguhnya di dorong ke bawah oleh bentuk sayap. Dan menurut Hukum Ketiga Newton, akibatnya sayap memperoleh gaya dorong ke atas yang sama besar. Maka betul, kan? inilah gaya angkat (lift) yang sesungguhnya!


BAB III
METODOLOGI

1.1 Alat dans Bahan



 Botol/tabung bekas vitamin ipi untuk membuat badan roket















 hiasan lampu dan tutup toples kecil sebagai penyangga roket
 solasi/lakban sebagai perekat


 lem serba guna sebagai perekat
 jess cool/minuman bersoda lainnya yang berbentuk tablet sebagai bahan bakar
 air sebagai pelarut







 gunting untuk memotong
 wadah kaset CD/DVD bekas untuk membuat sayap

 cat dan kuas untuk mewarnai supaya lebih menarik
 gelas plastik bekas untuk membuat bentuk kerucut sebagai ujung roket



1.2 Cara Kerja

1. ambil hiasan lampu dan tutup toples kecil untuk dasar roket
2. rakit dua botol/tabung bekas vitamin ipi dan di rekatkan dengan menggunakan lem dan lakban
3. potong gelas plastik bekas air mineral membentuk kerucut sesuai dengan badab roket dan di pasang pada ujung roket
4. potong wadah kaset CD/DVD bekas hingga meyerupai sayap roket kemudian pasang sayap di sebelah samping bawah dengan menggunakan lem
5. roket soda mini sudah jadi kemudian warnai dengan menggunakan cat supaya lebih menarik.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN



Setelah tablet minuman bersoda di masukkan ke dalam botol/tabung bekas vitamin ipi kemudian di tuangkan air sepertiga dari botol kemudian botol di tutup rapat, maka air dalam botol akan bereaksi dan menghasilkan tekanan yang bersumber dari gelembung udara dari soda. Makin lama tekanan akan semakin kuat, sehingga mendorong rokek untuk meluncur ke atas.










BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


Roket dapat meluncur ke atas karena mendapatkan tekanan di dalam botol. Karena terlalu kuat, maka botol akan terdorong keatas oleh gas CO2. Jika tutup botol tidak tertutup dengan rapat, sehingga udara akan merembes keluar, maka tekanan di dalam botol akan melemah sehingga roket tidak bias meluncur tinggi bahkan tidak bisa meluncur sama sekali.

Segeralah beranjak dari masa lalu menuju masa depan, dengan semagat dan harapan baru patahkan semua keraguan. Jangan biarkan hidupmu penuh dengan sedih, marah, dan benci. Bebaskan diri dari rasa sakit di masa lalu dan mulai hidupmu lagi. Masa lalu adalah kenangan, masa sekarangan adalah kenyataan dan masa yang akan datang adalah masa depan.
 Tiga hal yang tidak pernah ada kata terlambat untuk di lakukan : Mencintai, Memaafkan dan memperbaiki diri @Mufit ansori.

















PENUTUP

Demikianlah, makalah ini saya susun sebagai laporan dari praktikum kami yang berjudul ‘’Roket soda mini’’ untuk ujian praktek dalam bidang setudi Fisika. semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Mohonmaaf bila ada kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Sekian kami ucapkan banya terimakasih.





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar